Keputihan yang berlebihan, dapat menjadi pertanda yang mengkhawatirkan bagi wanita. Sebab itu, kehadiran obat keputihan akan sangat diperlukan untuk mengatasi kondisi tersebut. Terutama, jika keputihan disertai bau tidak sedap.
Setiap wanita di dunia tentu pernah merasakan keputihan. Sejatinya, keputihan terjadi sebagai upaya pembersihan untuk menjaga kesehatan mulut rahim. Keputihan juga akan dirasakan wanita muda sebagai tanda-tanda pubertas.
Akan tetapi, keputihan yang lendir, berbau, dan berubah warna, akan perlu diantisipasi segera. Lantas, seperti apa itu keputihan, dan bagaimana cara mengobatinya jika sudah mulai muncul gejala-gejala yang abnormal?
Baca juga : Obat Apa yg Bisa Bikin Haid Cepat Keluar? Kenali Jenis-Jenisnya
Apa itu Keputihan dalam Area Kewanitaan?
Leukorrhea, vaginal discharge, atau keputihan, merupakan kondisi keluarnya cairan atau lendir dari leher rahim. Hal ini merupakan bentuk pertahanan dari vagina untuk melindungi organ intim dari infeksi atau bakteri jahat.
Tergantung dari kondisi wanita itu sendiri, keputihan umumnya berwarna putih, sedikit kental dan tidak berbau. Terkadang, keputihan juga meninggalkan bercak berwarna kuning pada pakaian dalam yang dipakai.
Keputihan identik dengan usia muda, namun kondisi ini dapat berkurang atau bertambah saat wanita sudah mengalami menopause. Dalam dunia medis, keputihan dapat dibagi menjadi dua berdasarkan kondisinya, yaitu:
1. Keputihan Normal
Sesuai dengan namanya, keputihan normal merupakan hal yang akan terjadi secara normal. Cairan yang dikeluarkan oleh leher rahim, hanya membawa sel mati dan bakteri jahat sebagai pencuci semata.
Adapun kriteria cairan yang dianggap normal tetap tergantung dari kondisi wanita. Seperti misalnya siklus menstruasi tertentu, tekstur cairan yang keluar akan berbeda. Wanita yang mengandung maupun stress, juga akan mengeluarkan fluid berbeda.
Dikarenakan normal, maka keputihan yang satu ini tidak membutuhkan obat keputihan. Wanita hanya perlu menerapkan gaya hidup yang sehat, yakni dengan menghindari hal-hal yang dapat mempengaruhi keputihan.
2. Keputihan Abnormal
Apabila keputihan yang dialami menimbulkan tanda-tanda abnormal, maka wanita tersebut mengalami keputihan abnormal. Keputihan jenis ini dapat ditandai dengan cairan yang berubah warna, bau, hingga kuantitas sekresi yang lebih banyak.
Menurut penelitian dari Venugopal, S. et al (2017), bacterial vaginosis merupakan bakteri umum penyebab keputihan abnormal (sebesar 27%). Adapun mikroorganisme lain yang menyebabkannya yaitu trichomoniasis dan vaginal candidiasis.
Selain tanda-tanda di atas, keputihan abnormal juga disertai dengan rasa gatal area intim, serta rasa sakit bahkan panas saat buang air kecil. Ketika melakukan hubungan intim pun, wanita pengidap keputihan abnormal juga akan merasakan nyeri.
Adapun perubahan warna yang terjadi pada cairan tersebut, juga dapat menentukan apa yang menjadi penyebab keputihan normal. Itu sebabnya, penderita keputihan abnormal akan perlu melakukan pengecekan dengan dokter ahli.
Baca juga : Jamu Penyubur Kandungan untuk Meningkatkan Peluang Kehamilan
Hal-Hal yang Menjadi Penyebab Keputihan
Untuk keputihan normal, tidak ada hal pasti yang menyebabkan keputihan jenis ini. Cairan akan keluar untuk melindungi organ intim dengan normal, tergantung dari siklus menstruasi atau kondisi spesial yang dialami.
Akan tetapi, keputihan yang tidak normal disebabkan oleh beberapa hal. Meski bakteri dan jamur dapat menjadi penyebab utama dari keputihan ini, namun ada juga faktor lain yang mendukung pertumbuhannya, yaitu:
- Sering melakukan hubungan intim tanpa kondom. Hal ini dapat membuat wanita tertular infeksi seperti chlamydia, yang menyebabkan keputihan abnormal. 1 dari 20 wanita muda yang aktif secara seksual, terkena infeksi chlamydia.
- Kurang menjaga kebersihan organ intim. Alhasil, kondisi ini mengundang jamur dan bakteri jahat. Membersihkan area kewanitaan dengan cara yang salah, juga dapat menimbulkan keputihan abnormal.
- Mempunyai daya tahan tubuh yang lemah. Tubuh wanita yang mengalami HIV dan AIDS tidak dapat melawan bakteri dan jamur yang menyebabkan keputihan abnormal.
- Mengonsumsi pil KB. Hal ini karena pil tersebut dapat mengenalkan cairan rahim karena hormon progestin yang terkandung di dalamnya. Penggunaan obat seperti antibiotik dan steroid juga dapat menjadi penyebabnya.
Perlu diingat, apabila faktor-faktor di atas merupakan beberapa faktor umum yang mampu menyokong tumbuhnya keputihan abnormal. Wanita dengan kondisi yang spesifik akan perlu diagnosis secara menyeluruh untuk mengetahui pasti.
Baca juga : Obat Herbal Pelancar Haid Setelah Keguguran yang Terjamin Kualitasnya
Obat Keputihan yang Dapat Digunakan untuk Mengatasinya
Bagi yang mengalami keputihan normal, wanita hanya perlu rutin membersihkan area kewanitaan. Sebab, kondisi ini relatif normal, sehingga tidak memerlukan penanganan medis, berbeda dengan keputihan abnormal.
Di samping mengkhawatirkannya keputihan abnormal, kondisi tersebut masih dapat disembuhkan dengan obat tertentu. Adapun jenis obat keputihan yang umumnya dianjurkan yaitu sebagai berikut:
1. Antibiotik
Penggunaan antibiotik dapat menjadi obat keputihan abnormal yang ampuh. Salah satunya yaitu clindamycin, antibiotik yang dimanfaatkan untuk mengobati infeksi, inflamasi, dan penyakit tertentu seperti pneumonia.
Menurut studi mengenai antibiotik yang dilakukan SD Karou, et al (2012), bahwa penggunaan antibiotik tertentu dapat melawan gram positif dan bakteri. Contohnya seperti Staphylococcus aureus, yang menyebabkan infeksi tertentu.
Antibiotik umumnya dapat berupa pil tablet yang diberikan sesuai dengan resep dokter. Namun, tak jarang juga ada antibiotik dalam bentuk krim oles. Meski dapat dibeli dengan bebas, penggunaan antibiotik tetap memerlukan resep atau anjuran dokter.
2. Antijamur
Keputihan abnormal yang disebabkan oleh jamur juga dapat diatasi menggunakan antijamur (antifungal). Obat jenis ini dapat menyembuhkan keputihan yang disertai yeast infection dalam kurun waktu 3 – 7 hari.
Salah satu antijamur yang umum direkomendasikan yaitu fluconazole, yang dapat membunuh jamur candida. Jamur ini merupakan penyebab yeast infection, yang dapat membuat keputihan menjadi abnormal.
Berbeda dengan antibiotik, antijamur merupakan obat bebas terbatas. Artinya, wanita dapat menemukan serta menggunakannya tanpa resep dokter, meskipun ada beberapa jenis antijamur yang tetap memerlukannya.
3. Obat Tradisional
Sebagai alternatif, wanita pengidap keputihan abnormal juga dapat mencoba obat tradisional berbahan dasar alami. Misalnya, obat yang menggunakan bahan daun sirih, karena tanaman ini terbukti dapat mengobati masalah keputihan.
Selain itu, obat tradisional yang menggunakan lidah buaya juga dapat menyembuhkan keputihan. Hal ini dikarenakan adanya kandungan lidah buaya memiliki antiseptik dan anti radang, sehingga dapat mengatasi pertumbuhan jamur atau bakteri jahat di mulut rahim.
Baca juga : Jamu Penyubur Kandungan untuk Meningkatkan Peluang Kehamilan
Salah Satu Produk Obat Keputihan Tradisional Andalan dengan Bahan Berkualitas
Meski keputihan abnormal cukup mengganggu kehidupan wanita, untungnya masih banyak jalan yang ditempuh untuk mengobatinya. Salah satunya yaitu menggunakan obat tradisional andalan seperti Herbal AZZAHRA Naturindo.
Produk yang terbuat dari Naturindo ini dapat mengatasi berbagai masalah pada organ intim wanita, salah satunya yaitu keputihan. Tidak hanya menggunakan ekstrak daun sirih, Herbal AZZAHRA Naturindo juga menggunakan tanaman herbal seperti:
- Manjakani (Quercus infectoria).
- Kunci pepet (Kaempferia galanga).
- Rimpang kayu rapet (Parameria Laevigata).
- Purwoceng (Pimpinella pruatjan).
- Bahan herbal lainnya.
Kelima bahan utama ini lalu diekstrak, dan dibentuk dalam bentuk kapsul seberat 50 mg. Dengan minum dua kapsul setiap tiga kali sehari, Herbal AZZAHRA Naturindo dapat menyembuhkan keputihan abnormal, nyeri haid, dan lain-lain.
Obat herbal ini juga hadir dengan layanan tambahan berupa cek kesehatan, serta konsultasi gratis dari Naturindo. Hal ini penting mengingat penderita keputihan abnormal akan perlu diagnosa terlebih dahulu.
Kesimpulannya, obat keputihan yang tepat dapat menjawab permasalahan wanita mengenai kondisi abnormal tersebut. Akan tetapi, penggunaan obat juga perlu dibarengi dengan hidup yang sehat, dan juga menghindari hal-hal yang menjadi pemicu utamanya.