Obat nyeri haid tentunya akan berguna untuk mengatasi berbagai keluhan dalam organ kewanitaan. Namun, wanita perlu mengetahui secara dalam mengenai salah satu gangguan kesehatan tersebut. Mulai dari gejala, faktor, hingga solusinya.

Menurut studi yang dilakukan oleh Grandi, G. et al (2012), sekitar 84.1% wanita mengalami nyeri haid. Bahkan, 43.1% di antaranya mendapati gangguan tersebut setiap masa menstruasi. Sementara 41% hanya mengalaminya pada masa tertentu.
Hal ini menunjukkan bahwa nyeri haid merupakan masalah yang pada umumnya terjadi pada wanita. Sebab itu, mengatasi nyeri haid merupakan prioritas utama bagi setiap wanita, bagi yang mengalaminya maupun yang belum sempat merasakannya.
Mengenal Nyeri Haid secara Mendalam
Memiliki nama ilmiah dismenore atau dysmenorrhea, nyeri haid merupakan kontraksi otot rahim selama masa menstruasi yang menyebabkan nyeri. Kondisi tersebut akan membuat bagian inguinal (bawah perut dan sekitar daerah kewanitaan) terasa kejang.
Studi dari Fang, F. et al (2017) menemukan bahwa dismenore disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon yang bernama prostaglandin. Hormon ini berfungsi sebagai perangsang yang membuat kontraksi pada otot rahim.
Berdasarkan penyebab, nyeri haid terbagi menjadi dua kategori, yaitu dismenore primer dan juga dismenore sekunder. Yang sering dialami oleh banyak wanita yaitu dismenore primer, yaitu berasal dari kontraksi seperti yang dijelaskan tadi.
Sedangkan itu, dismenore sekunder terjadi bagi wanita yang memiliki masalah serius pada organ intim. Misalnya seperti endometriosis, kondisi dimana jaringan seperti lapisan rahim tumbuh pada bagian luar rahim, sehingga dapat menimbulkan nyeri.
Lalu, seperti apa gejala yang menyebabkan sensasi nyeri pada daerah kewanitaan ini? Setiap wanita tentu memiliki kondisi masing-masing saat mengalami nyeri haid. Namun, penelitian menemukan beberapa gejala umum sebagai berikut:
- Rasa nyeri dan kram dengan tingkat yang cukup intens pada bagian bawah abdomen.
- Rasa sakit yang menjalar hingga ke bagian paha, pinggul, serta belakang tubuh.
- Kelelahan yang disertai dengan lemah lesu, serta hilangnya tingkat konsentrasi.
- Mual, perut begah, dan pada beberapa kasus tertentu sampai muntah.
Faktor Eksternal yang Meningkatkan Resiko Nyeri Haid
Meskipun ketidakseimbangan hormon prostaglandin merupakan penyebab utama dari nyeri haid, namun ada beberapa faktor yang mendorong kondisi ini. Dari berbagai riset mengenai nyeri haid, adapun faktor luar yang dapat memicunya yaitu:
1. Gaya Hidup yang Kurang Sehat
Penerapan aktivitas dalam kehidupan, pada dasarnya akan mempengaruhi kesehatan, baik ke arah yang baik maupun buruk. Gaya hidup yang kurang sehat seperti halnya perokok aktif misalnya, dinilai dapat memicu bahkan memperburuk kondisi dismenore.
Menurut studi dari 9.067 wanita yang dirilis pada Tobacco Journal, sekitar 25% pengidap dysmenorrhea merupakan perokok. Dalam studi yang sama, sekitar 14% mengalami nyeri haid yang dinilai cukup kronis.
Bagaimana merokok dapat meningkatkan kontraksi pada rahim masih belum diketahui pasti. Namun, ginekologis Dr. Jennifer Leighdon Wu mengatakan bahwa kurangnya aliran oksigen ke uterus, dapat menjadi penyebabnya.
Selain itu, mengkonsumsi minuman beralkohol juga dapat meningkatkan intensitas nyeri haid. Konsumsi alkohol dapat meningkatkan dehidrasi pada organ intim, sehingga dapat membantu memicu resiko terkena nyeri haid.
2. Pendarahan Berat
Seperti yang diketahui, pendarahan berat dapat terjadi pada wanita dalam beberapa kondisi. Misalnya seperti menorrhagia, dimana darah keluar secara berlebihan saat menstruasi. Tentunya hal ini dapat menyebabkan nyeri haid yang berkepanjangan.
Dari menorrhagia itu sendiri, penderitanya dapat mengalami pendarahan berlebihan yang berakibat anemia serta kram. Apabila wanita mengalami keduanya, maka pengecekan lebih lanjut sebaiknya perlu dilakukan.
3. Usia dan Genetik
Faktor terakhir yang dapat mempengaruhi resiko nyeri haid yaitu usia dan genetik. Hal ini dibuktikan melalui analisis yang dilakukan AV Jones. et al (2015), mengenai asosiasi kromosom dengan kondisi dismenore.
Adapun hasil analisis tersebut menunjukkan, bahwa kisaran umur 30 – 45 tahun cenderung mengalami nyeri haid sekitar 66% dari seluruh partisipan. Hasil yang cukup signifikan dengan kisaran umur yang lebih muda.
Dalam studi ini juga, nyeri haid juga dapat berasal dari genetik yang diturunkan. Wanita yang lahir berasal dari ibu dengan dismenore primer maupun sekunder, memiliki resiko nyeri haid yang lebih besar.
Kandungan Senyawa yang Umum Dipakai untuk Obat Nyeri Haid
Mengenai solusi kondisi tersebut, penelitian dari Marjoribanks, J. et al (2015) membuktikan NSAIDs dapat menjadi obatnya. Hal ini dikarenakan obat ini mampu menekan produksi hormon prostaglandin, sehingga aktivitas dalam rahim menjadi normal.
Akan tetapi, perlu diingat jika konsumsi NSAIDs dalam jangka panjang tidak dianjurkan, karena akan memberikan efek samping. Adapun dua jenis NSAIDs yang umum disarankan bagi penderita dismenore yaitu:
1. Ibuprofen
Salah satu jenis obat nyeri haid yang dapat dikonsumsi yaitu ibuprofen. Senyawa ini dikenal mampu menurunkan volume cairan menstruasi secara keseluruhan, termasuk yang disebabkan oleh ketidakseimbangan prostaglandin.
Menurut penelitian dari MY Dawood (1984), percobaan dengan ibuprofen terbukti lebih efektif, dibandingkan indomethacin, aspirin, atau propoxyphene. Uniknya lagi, konsumsi ibuprofen untuk nyeri haid hanya memberikan efek samping minim.
Selain itu, ibuprofen tidak mempengaruhi metabolisme dalam tubuh, serta sistem reproduksi kewanitaan yang dinamakan pituitary ovarian axis. Sistem tersebut penting dalam mengontrol proses ovulasi.
2. Naproxen
Obat nyeri haid yang juga termasuk dalam kategori NSAIDs yaitu naproxen. Senyawa ini berfungsi serupa dengan ibuprofen, hanya saja proses penyembuhan yang diberikan lebih lama. Sedangkan ibuprofen digunakan untuk pengobatan jangka pendek.
Namun, naproxen dianjurkan untuk mengatasi kondisi dismenore yang kronis dibandingkan ibuprofen. Hal tersebut dikarenakan senyawa ini bersifat slow-effect, sehingga lebih aman untuk kondisi yang kritis.
Akan tetapi, naproxen memiliki beberapa efek samping seperti masalah pencernaan, serta reaksi allergen. Penggunaan obat dengan kandungan tersebut akan perlu disertai dengan resep dokter yang sudah ahli.
Obat Nyeri Haid Alternatif yang Berkualitas dan Terpercaya
Sesuai dengan penjelasan di atas, dismenore atau nyeri haid bisa dikatakan seperti momok bagi wanita. Ditambah lagi, ada kondisi tertentu yang membuat penggunaan obat NSAIDs kurang direkomendasikan.
Oleh sebab itu, penderita dismenore dapat memilih menggunakan pengobatan secara alternatif dengan produk herbal NaturIndoFit. Perusahaan yang sudah merintis selama 10 tahun ini, berhasil mengobati berbagai gejala penyakit.
Adapun produk herbal nyeri haid dari NaturIndo yaitu Herbal AZZAHRA. Herbal ini terbuat dari manjakani, kunci pepet, kulit kayu rapet, daun sirih, serta pimpinella pruatjan. Seluruh bahan tersebut terbukti mengatasi masalah kewanitaan.
Misalnya seperti manjakani, dimana dapat membuat otot rahim lebih elastis, sehingga meredakan gejala nyeri haid. Kayu rapet juga memiliki manfaat untuk meredakan nyeri pada organ intim, tidak hanya saat menstruasi namun juga bersalin.
Perihal izin edar resmi, jangan khawatir. Semua produk herbal NaturIndoFit sudah terdaftar di BPOM TR, serta LPPOM MUI. Tidak hanya terjamin mutunya, namun bagi wanita muslim, produk ini terjamin halal.
Begitulah penjelasan mengenai obat nyeri haid yang dapat menyembuhkan kontraksi pada otot rahim wanita. Baik menggunakan obat maupun produk herbal, penderita dismenore tetap harus mendapat cek kesehatan terlebih dahulu.
Apabila menggunakan produk herbal AZZAHRA, Naturindo juga menyediakan cek kesehatan, layanan antar, serta kunjungan ulang gratis. Hubungi Kami untuk konsultasi, serta solusi untuk mengatasi gejala nyeri haid yang sedang dialami.
Hal Yang Paling Sering Ditanyakan Mengenai Azzahra Naturindo
Bagaimana Cara Konsumsi Azzahra Sebagai Obat Nyeri Haid
Untuk Aturan Konsumsi Azzahra sebaiknya dikonsumsi 2 kapsul 3 kali sehari sebelum makan Diusahakan sebelum makan ya kak. Agar ideal dicerna tubuh karena kalo sesudah makan nanti tercerna bareng makanan.
Apakah Azzahra Memiliki Efek Samping
Insya Allah tidak ada efek samping untuk jangka panjang, karena AZZAHRA 100% Bahan Alami.
Apakah Azzahra bisa untuk Promil? Dan bagaimana cara kerja nya?
Bisa banget Kakak, karena dapat membantu meningkatkan kesuburan, dengan cara kerja membersihkan area reproduksi dan menyeimbangkan hormon reproduksi. Nanti ada produk juga yang bisa digunakan untuk pendamping promil khusus suami.
Apakah Azzahra Aman dikonsumsi saat haid?
AZZAHRA sangat aman dikonsumsi saat haid, jadi selama haid tetap dikonsumsi.
Apakah Bumil dan Busui boleh mengkonsumsi AZZAHRA?
Untuk Ibu Hamil diperbolehkan mengkonsumsi AZZAHRA namun di trimester 3 dan atas anjuran Dokter Kandungan. Untuk Busui diperbolehkan konsumsi AZZAHRA.