Olahraga merupakan aktivitas penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan kebugaran. Namun, tak jarang setelah berolahraga, banyak orang mengalami nyeri atau rasa sakit di bagian tubuh tertentu. Nyeri ini biasanya diabaikan sebagai efek normal dari olahraga. Padahal, jika tidak dikelola dengan baik, hal tersebut bisa menjadi tanda adanya radang otot.

Radang otot, atau yang dalam dunia medis disebut myositis , adalah kondisi peradangan pada jaringan otot. Gejalanya bisa bervariasi, mulai dari nyeri ringan hingga kelemahan otot yang signifikan. Sering kali, masyarakat salah kaprah mengira bahwa rasa nyeri pasca olahraga selalu bersifat normal atau hanya “masuk angin”. Padahal, jika dirasakan secara terus-menerus atau sangat mengganggu, itu bisa jadi merupakan pertanda suatu gangguan kesehatan lebih serius.
Mengapa Otot Bisa Meradang Setelah Olahraga?
Ketika kita berolahraga, terutama saat melakukan latihan intensitas tinggi atau gerakan yang tidak biasa dilakukan, otot-otot di tubuh bekerja lebih keras dari biasanya. Aktivitas fisik seperti lari, angkat beban, aerobik, atau bahkan senam bisa menyebabkan mikrotrauma pada serabut otot. Mikrotrauma inilah yang memicu respons inflamasi dari tubuh sebagai bagian dari proses penyembuhan.
Pada tahap awal, peradangan ini sebenarnya adalah mekanisme alami tubuh untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Tubuh akan mengirimkan darah, nutrisi, serta sel-sel imun ke area otot yang cedera. Proses ini membantu otot menjadi lebih kuat setelah sembuh. Namun, jika peradangan terlalu parah atau terjadi secara terus-menerus tanpa istirahat yang cukup, maka kondisi tersebut bisa berkembang menjadi radang otot kronis.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko radang otot setelah olahraga meliputi:
- Latihan yang terlalu berat tanpa persiapan
- Tidak ada pemanasan (warming-up) dan pendinginan (cooling-down)
- Dehidrasi atau kurang asupan nutrisi
- Kurang istirahat setelah latihan
- Gangguan metabolisme atau sistem imun
Jenis-Jenis Nyeri Otot Setelah Olahraga
Nyeri otot yang muncul setelah olahraga bisa dibagi menjadi dua jenis utama:
1. Acute Muscle Soreness (Nyeri Otot Akut)
Nyeri ini muncul saat atau beberapa jam setelah berolahraga. Biasanya terasa panas, sakit menusuk, dan terlokalisir di area otot yang digunakan secara intens. Ini umumnya disebabkan oleh akumulasi asam laktat dan iritasi ujung saraf akibat kerja otot yang berlebihan.
2. Delayed Onset Muscle Soreness (DOMS)
DOMS adalah nyeri yang muncul 24–72 jam setelah aktivitas fisik, terutama ketika seseorang mencoba gerakan baru atau latihan yang lebih berat dari biasanya. Rasa sakitnya lebih menyebar dan disertai kekakuan otot serta sedikit pembengkakan. DOMS ini merupakan bentuk radang otot fisiologis yang normal, tetapi bisa menjadi masalah jika terjadi berulang-ulang tanpa pemulihan yang memadai.
Tanda-Tanda Anda Mengalami Radang Otot
Jika Anda merasa nyeri setelah berolahraga terasa lebih berat dari biasanya, atau disertai gejala lain, bisa jadi itu bukan sekadar efek latihan biasa. Beberapa tanda yang patut dicurigai sebagai indikasi radang otot meliputi:
- Nyeri yang sangat hebat dan tidak membaik meskipun sudah istirahat
- Pembengkakan atau kemerahan pada area otot
- Kelemahan otot yang terasa signifikan
- Kesulitan menggerakkan sendi yang berdekatan dengan otot tersebut
- Demam ringan atau kelelahan yang tidak biasa
- Urine berwarna gelap (tanda kerusakan otot yang parah)
Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera konsultasikan ke dokter. Dalam kasus yang ekstrem, radang otot bisa berkembang menjadi rhabdomyolisis—kondisi di mana serabut otot rusak dan melepaskan protein myoglobin ke dalam aliran darah, yang bisa menyebabkan gagal ginjal jika tidak ditangani.
Cara Mengatasi dan Mencegah Radang Otot
Mengatasi radang otot tidak bisa dilakukan sembarangan. Berikut langkah-langkah yang bisa diambil:
1. Istirahat Cukup
Berikan waktu bagi otot untuk pulih. Hindari latihan berat hingga rasa sakit benar-benar hilang.
2. Kompones Kompres Dingin atau Hangat
Kompres dingin berguna untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan di awal gejala. Sedangkan kompres hangat membantu meningkatkan aliran darah dan relaksasi otot setelah 48 jam.
3. Konsumsi Makanan Anti-Inflamasi
Perbanyak konsumsi makanan yang kaya omega-3, seperti ikan salmon, chia seed, sayuran hijau, dan buah beri. Hindari makanan yang bersifat pro-inflamasi seperti gorengan, gula berlebih, dan makanan olahan.
4. Terapi Fisik dan Peregangan Ringan
Setelah rasa sakit mulai reda, lakukan peregangan ringan atau terapi fisik untuk meningkatkan fleksibilitas dan mencegah kekakuan otot.
5. Minum Air Putih yang Cukup
Hidrasi yang baik membantu tubuh mengeluarkan racun dan mendukung proses penyembuhan.
Untuk pencegahan, pastikan Anda:
- Selalu melakukan pemanasan dan pendinginan
- Menjaga teknik latihan yang benar
- Tidak langsung lonjakkan intensitas latihan
- Memberikan jeda istirahat antara sesi latihan berat
Perlu Waspada: Radang Otot Autoimun
Selain radang otot akibat latihan, ada juga jenis radang otot yang disebabkan oleh gangguan autoimun, seperti polimiositis dan dermatomiositis. Kondisi ini lebih langka, tetapi berpotensi lebih serius. Penderitanya mengalami kelemahan otot progresif, ruam kulit, demam, hingga gangguan pada organ dalam. Jika nyeri otot tidak terkait dengan aktivitas fisik dan berlangsung dalam waktu lama, sebaiknya segera periksakan ke dokter spesialis reumatologi atau neurologi.
Penutup
Nyeri otot setelah olahraga memang hal yang wajar, tetapi bukan berarti harus selalu diabaikan. Tubuh memberikan sinyal lewat rasa sakit untuk memberi tahu bahwa ada sesuatu yang perlu diperhatikan. Jika rasa sakit terus-menerus, mengganggu aktivitas sehari-hari, atau disertai gejala lain, jangan ragu untuk mencari bantuan medis.
Memahami tanda-tanda radang otot dan cara mengatasinya adalah bagian dari hidup sehat dan bertanggung jawab atas tubuh kita. Olahraga memang penting, tetapi kesadaran akan batas tubuh serta upaya pencegahan juga tak kalah penting. Dengan pendekatan yang tepat, Anda bisa tetap aktif tanpa khawatir nyeri berlebihan setelah berolahraga.